Minggu, 25 November 2012

My Ambon Manise...




Pada tahun 1575, Benteng Portugis dibangun di Pantai Honipopu, yang disebut Benteng Kota Laha atau Ferangi, kelompok-kelompok masyarakat kemudian mendiami sekitar benteng. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut kemudian dikenal dengan nama soa Ema, Soa Kilang, Soa Silale, Hative, Urimessing dan sebagainya. Kelompok-kelompok masyarakat inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kota Ambon. Dalam perkembangannya, kelompok-kelompok masyarakat tersebut telah berkembang menjadi masyarakat Ginekologis territorial yang teratur. Karena itu, tahun 1575 dikenal sebagai tahun lahirnya Kota Ambon.
Pada tanggal 7 September 1921, masyarakat Kota Ambon diberi hak yang sama dengan Pemerintah Kolonial sebagai manifestasi hasil perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku. Momentum ini merupakan salah satu momentum kekalahan politis Bangsa Penjajah dan merupakan awal mulanya warga Kota Ambon memainkan peranannya dalam Pemerintahan seirama dengan politik penjajah pada masa itu, serta menjadi modal bagi Kota Ambon dalam menentukan masa depannya. Karena itu, tanggal 7 September ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Kota Ambon.
Kenapa sih kami bangga menjadi orang Ambon???
Salah satu keunikan dan sekaligus menjadi kebanggaan kami adalah memiliki marga / nama belakang yang merujuk kepada nama keluarga atau fam (pengaruh bahasa Belanda familienaam). Banyak anak muda yg memiliki fam Ambon namun belum pernah menginjakan kaki di tanah Ambon pun bangga. Marga Ambon diambil dari nama keluarga yang digunakan oleh ayah. Nama anak dari sebuah keluarga akan ditambahkan nama keluarga sang ayah di belakangnya. Dari nama-nama marga Ambon ini, dapat dilihat pengaruh Portugis, Belanda, Jazirah Arab, dan Spanyol yang menunjukkan besarnya pengaruh bangsa-bangsa itu di wilayah ini.Misalnya : Abrahams, Amanupunjo, Basry, dll.

Pada tanggal 8 Oktober 2011, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mendeklarasikan Kota Ambon sebagai Kota Musik dalam acara Ambon Jazz Plus Festival 2011. Dalam deklarasi tersebut Gubernur mengatakan bahwa "Sudah sepantasnya Ambon menjadi kota musik di Indonesia, karena dari kota ini lahir banyak penyanyi legendaris serta musisi handal yang mewarnai khasanah musik di tanah air”.
Menurut saya, penyanyi dan musisi handal tersebut tidak hanya membanggakan orang Ambon namun juga mengharumkan nama Indonesia di dunia musik internasional, misalnya : Daniel Sahuleka, Franky Sahilatua, Utha Likumahua, Harvey Malaiholo, Broery Pesulima, Andre Hehanusa, Glend Fredly, Benny Likumahua, Barry Likumahua, Nicky Manuputy (Saxofon), Marcello Taihitu, Monita Tahalea, Jflow dll. Senior dan musisi di kampus saya mengatakan bahwa orang Ambon itu rata-rata punya suara bagus. Jadi kalau orang Ambon gak bisa nyanyi itu berarti bukan Ambon... Wow.... Saat itu saya akan mengikuti audisi vocal group di kampus, dan Puji Tuhan saya diterima hehe...
Bagi kami, orang Ambon, “Music is our Religion". Musik mendarah daging bagi kami - putra dan putri daerah, musik menjadi alat pemersatu bagi kami dari generasi tua sampai muda

Exotic and Sweet Beach
Saya bangga dengan keindahan alam di kota Ambon, terutama keindahan pantainya. Lautnya indah, airnya jernih. Tidak hanya di permukaan saja, jika anda memiliki hobby diving, saya yakin anda akan menemukan keindahan laut yang menawan ketika anda menyelami bawah lautnya.
Berikut pantai yang menurut saya wajib dikunjungi:

Natsepa





Pintu Kota




Pantai Liang

Pantai Hukurila


Saya teringat akan lagu daerah yang menceritakan kehidupan orang Ambon yang cinta damai, selalu hidup rukun.


“Gandong”

Gandong, la mari gandong (Saudara, Saudaraku kemarilah)
mari jua ale yo (Datanglah saudaraku)
beta mo bilang ale (Ingin kukatakan padamu)
katong dua satu gandong (Kita berdua satu kandungan)
hidup ade deng kaka ( [Cara] hidup adik dan kakak)
sunggu manis lawang ee (Sungguh amat manis)
ale rasa beta rasa (Apa yang kau rasa, kurasakan pula)
katong dua satu gandong (Kita berdua [berasal dari] satu kandungan)
gandong ee, sio gandong ee (Saudaraku, ya saudaraku)
mari beta gendong (Izinkan aku menggendong)
beta gendong ale jua (Biarkan aku menggendongmu)
Katong dua cuma satu gandong eee (Kita berdua cuma punya satu asal usul)
satu hati satu jantong ee (Satu hati, Satu jantung)


Walau jauh di tanah orang, beta seng akan lupa kota Ambon, beta pung tanah kelahiran. Sampe kapanpun beta cinta Ambon dan beta bangga jadi orang Ambon.... Salamat hari kajadiang tanah raja2 selalu di hati!

Salam manis dari nona ambon manise :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar